Dalam
fotografi bagian yang terpenting bukan hanya tentang objek, tetapi
juga bagaimana cara anda mengambil gambar dan apa yang anda ingin
sampaikan dalam gambar tersebut. Komposisi foto yang buruk dapat
membuat objek yang sebenarnya menarik jadi membosankan, namun jika
dapat berimajinasi dan mampu menempatkan komposisi secara tepat objek
yang sebenarnya biasa saja dapat menjadi indah dan mampu menarik
perhatian pemirsa untuk mengamati gambar lebih dalam lagi. Berikut 10
tips komposisi agar foto anda jadi lebih menarik.
Jangan
merasa anda harus selalu mengikuti “aturan” untuk diterapkan
dalam setiap foto yang anda ambil. Berlatihlah sesering mungkin dan
temukan style fotografi anda, dengan menghabiskan sedikit waktu untuk
fokus pada seperti apa foto yang membuat anda merasa puas. Dari sini
anda akan belajar dan memahami bahwa ada saatnya keluar dari “aturan”
dan akan anda temukan hasil yang lebih menarik.
Komposisi
foto tidak selalu harus rumit, ada berbagai macam teori mengenai
“Rule of Thirds” dan yang lebih komplek seperti “Golden Means”,
misalnya. Tapi jika anda terlalu terpaku pada teori-teori untuk
menghasilkan foto yang terbaik, anda bisa saja kehilangan momen yang
terjadi secara spontan. Apa yang bekerja pada satu foto tidak selalu
dapat bekerja pada foto yang lain.
Kuncinya
adalah untuk memahami bagaimana segala keputusan yang anda buat
mengenai komposisi foto dapat sesuai yang anda inginkan dan
bagaimana perspektif orang dalam melihat foto anda. Cara anda memilih
focal length, cara anda melakukan framing ataupun memposisikan
seseorang dapat membuat segalanya akan berbeda.
Pengetahuan
teknis tentu saja bisa menjadi penting dalam dunia fotografi, dan
bahkan dalam bebrapa aspek komposisi. Tapi untuk mengambil foto yang
luar biasa anda juga memerlukan pengetahuan visual. Berikut adalah 10
hal penting yang bisa sangat berguna untuk anda.
1. Menyederhanakan Scene
Ketika
anda melihat sebuah adegan dengan mat telanjang, otak anda akan
dengan cepat menangkap subjek yang menarik dan fokus hanya pada
adegan menarik tersebut. Namun kamera tidak mampu melakukan itu,
kamera akan menangkap segala sesuatu yang ada di depannya tanpa dapat
menyeleksi hanya pada adegan yang menarik saja dalam satu frame, yang
bisa saja menyebabkan hasil yang berantakan.
Yang
perlu anda lakukan adalah memilih subjek, kemudian pilih focal length
atau sudut pandang yang dapat membuat subjek tersebut menjadi pusat
perhatian dalam frame. Anda tidak selalu dapat menghilangkan objek
lain yang kebetulan masuk dalam frame, jadi cobalah untuk selalu
dinamis mencari sudut pandang yang pas atau anda dapat memasukkan
objek tersebut menjadi bagian dari cerita dalam satu frame.
Siluet,
tekstur dan pola, itu adalah berbagai perangkat yang dapat bekerja
cukup baik dalam susunan komposisi sederhana.
Why it works..
2. Penuhi frame
Ketika
anda memotret sebuah scene dalam sekala besar akan cukup sulit
mengetahui akan seberapa besar subjek anda dalam frame, dan seberapa
banyak anda memperbesarnya. Bahkan meninggalkan terlalu banyak ruang
kosong dalam sebuah frame adalah sebuah kesalahan yang besar. Karena
itu dapat membuat subjek anda menjadi lebih kecil dari yang
dibutuhkan, dan juga dapat membuat pemirsa bingung mengenai apa yang
seharusnya mereka lihat.
Untuk
menghindari masalah ini, anda harus memperbesarnya (Zoom In) untuk
mengisi frame, atau anda dapat lebih mendekat pada subjek. Melakukan
zoom in akan memudahkan anda menyeleksi apa yang akan masuk dan yang
dihilangkan dari frame, namun bergerak mendekat juga dapat memberikan
efek yang menarik dalam distorsi gambar.
Why it works..
3. Aspect ratio
Sangat
mudah untuk terjebak dalam kebiasaan mengambil gambar secara
horisontal. Cobalah untuk mengambil gambar secara vertikal, sesuaikan
posisi dan pilih zoom yang tepat untuk mendapatkan hasil sesuatu yang
baru. Anda tetap dapat memperbaiki foto horisontal atau vertikal
dengan melakukan cropping nantinya, seandainya anda menemukan hal
yang tidak sesuai. Setelah itu cobalah membayangkan mata anda sebagai
sensor kamera yang terbatas agar memudahkan anda supaya sesuai dengan
proporsi sensor kamera anda.
Why it works..
4. Hindari meletakkan subjek atau POI (Point of Interest) ditengah frame
Ketika
anda baru mulai tertarik mengenai fotografi, anda akan cenderung
lebih suka menempatkan subjek atau POI ditengah frame. Namun perlu
diketahui bahwa itu akan membuat foto anda terkesan lebih statis dan
membosankan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan
Rule of Thirds, dimana anda akan memisahkan sabuah frame menjadi tiga
bagian, baik secara horisontal maupun vertikal. Setelah itu cobalah
untuk menempatkan subjek pada salah satu titik pertemuan garis
imajiner tersebut, cara ini akan menghasilkan impact yang luar biasa
pada foto anda. Meskipun ada kalanya cara ini lebih baik tidak
dilakukan dalam moment tertentu.
Dengan
tidak menempatkan subjek di tengah, anda akan dapat merasakan
bagaimana menyeimbangkan komposisi dalam frame antara subjek dan
objek lain dari scene, termasuk area yang kontras warna dan cahaya.
Tidak ada aturan yang pakem mengenai bagaimana cara mencapai
keseimbangan visual, dengan semakin sering mencoba secara tidak
langsung anda melatih naluri anda bagaimana sesuatu tersebut dapat
terlihat benar.
Why it works..
5. Mengarahkan garis
Komposisi
yang buruk dapat membuat pemirsa anda tidak yakin tentang dimana poin
yang dapat dilihat, dan perhatian mereka mungkin akan melayang tanpa
tujuan tanpa menemukan titik fokus yang jelas. Salah satu cara agar
hal ini tidak terjadi adalah dengan menggunakan garis untuk
mengontrol mata pemirsa agar dapat mengelilingi gambar dengan lebih
terfokus.
Menambahkan
elemen garis dalam frame dapat membuat gambar anda memiliki
perspektif yang kuat dan memberikan kesan tiga dimensi. Garis
lengkung dapat mempengaruhi dan menuntun mata pemirsa untuk
mengelilingi frame dan membawanya menuju POI.
Why it works..
6. Gunakan diagonal
Garis
horisontal memberikan efek stasis guna membuat gambar terasa tenang,
sedangkan garis vertikal lebih banyak memberikan efek permanen dan
stabil. Untuk memberikan kesan lebih mendramatisir, tidak menentu
atau pergerakan, masukkan garis diagonal dalam gambar anda.
Anda
tidak perlu banyak bergerak untuk mencari angle yang pas ataupun
bermain dengan focal length, dengan menggunakan lensa wide-angle anda
akan mendapatkan garis diagonal yang lebih tegas karena perspektif
akan semakin meningkat. Lensa ini memungkinkan anda untuk lebih
leluasa memiringkan kamera ke atas atau bawah untuk mendapatkan lebih
banyak pilihan scene.
Anda
juga dapat memasukkan garis diagonal artifisial dengan menggunakan
teknik “Dutch Tilt”. Anda hanya perlu memiringkan kamera saat
mengambil gambar, meskipun teknik ini tidak dapat sesuai untuk setiap
pengambilan gambar dan lebih baik untuk tidak terlalu sering
menggunakan teknik ini.
Why it works..
7. Ruang untuk pergerakan
Meskipun
fotografi itu statis, namun tetap dapat menyampaikan feel dari
pergerakan. Ketika melihat sebuah gambar, kita melihat apa yang
terjadi dan cenderung melihat ke depan. Ini yang menimbulkan feel itu sendiri.
Anda
tidak hanya akan mendapatkan efek ini dengan subjek yang bergerak,
salah satunya. Contohnya, ketika melihat sebuah foto potret anda
cenderung akan mengikuti kemana subjek tersebut memandang, itulah
yang dimaksudkan dengan ruang pergerakan, anda memerlukan sebuah area
untuk melihat lebih dalam. Oleh karena itu harus selalu lebih banyak
ruang di depan subjek daripada belakangnya.
Why it works..
8. Background
Perlu
diingat, jangan hanya berkosentrasi pada subjek, perhatikan juga
background. Ini ada hubungannya antara menyederhanakan adegan dan
mengisi frame. Tentu saja anda tidak dapat mengecualikan background
secara keseluruhan, tapi anda dapat mengendalikannya.
Oleh
karena itu anda harus lebih sering bergerak mengubah posisi untuk
memperbaiki angle agar dapat menempatkan subjek dan background secara
proporsional. Atau anda juga dapat bermain dengan aperture dan
panjang focal length untuk membuat background keluar dari titik fokus
(Bokeh).
Itu
semua tergantung apakah background adalah bagian dari cerita yang
akan anda ceritakan dengan foto tersebut atau tidak. Dalam foto di
atas background adalah elemen yang perlu untuk ditekan.
Why it works..
9. Kreatif dengan warna
Warna-warna
primer yang terang benar-benar mampu membuat mata tertarik, terutama
saat dikontraskan dengan warna komplementer. Tapi masih ada cara lain
untuk menciptakan warna kontras- dengan cara memasukkan percikan
warna terhadap background monokromatik, misalnya. Anda tidak perlu
kontras warna yang kuat untuk membuat gambar tampak mencolok.
Scene
yang sebagian besar terdiri dari warna tunggal dapat sangat efektif.
Dan palet terbatas dari nuansa yang harmonis, misalnya landscape yang
lembut menyala, sering membuat gambar menjadi luar biasa.
Kuncinya
adalah anda harus benar-benar selektif menyeleksi apa yang akan anda
sertakan dalam frame dengan mengecualikan warna yang tidak
diinginkan.
Why it works..
10. Keluar dari aturan
Komposisi
dalam fotografi layaknya bahasa visual, anda dapat menggunakannya
untuk menyampaikan pesan tertentu. Adakalanya anda membuat tulisan
dengan tujuan untuk menciptakan efek yang lebih mendramatisir.
Begitupula dengan foto, anda juga dapat menciptakan efek seperti itu.
Sekedar
mengingatkan, anda tidak harus terpaku pada setiap rule di atas
karena memang tidak ada aturan pakem dalam dunia fotografi, setiap
orang berhak untuk mengimprovisasi maupun menentukan sendiri
fotografi. Mungkin di suatu tempat entah itu dimana, anda akan
mendapatkan foto yang fantastis meskipun tidak mengikuti rule di
atas.
Why it works..
Sumber : www.digitalcameraworld.com