Showing posts with label Fotografi. Show all posts
Showing posts with label Fotografi. Show all posts

Saturday, 12 September 2015

10 Aturan menentukan komposisi foto

Dalam fotografi bagian yang terpenting bukan hanya tentang objek, tetapi juga bagaimana cara anda mengambil gambar dan apa yang anda ingin sampaikan dalam gambar tersebut. Komposisi foto yang buruk dapat membuat objek yang sebenarnya menarik jadi membosankan, namun jika dapat berimajinasi dan mampu menempatkan komposisi secara tepat objek yang sebenarnya biasa saja dapat menjadi indah dan mampu menarik perhatian pemirsa untuk mengamati gambar lebih dalam lagi. Berikut 10 tips komposisi agar foto anda jadi lebih menarik.

Jangan merasa anda harus selalu mengikuti “aturan” untuk diterapkan dalam setiap foto yang anda ambil. Berlatihlah sesering mungkin dan temukan style fotografi anda, dengan menghabiskan sedikit waktu untuk fokus pada seperti apa foto yang membuat anda merasa puas. Dari sini anda akan belajar dan memahami bahwa ada saatnya keluar dari “aturan” dan akan anda temukan hasil yang lebih menarik.

Komposisi foto tidak selalu harus rumit, ada berbagai macam teori mengenai “Rule of Thirds” dan yang lebih komplek seperti “Golden Means”, misalnya. Tapi jika anda terlalu terpaku pada teori-teori untuk menghasilkan foto yang terbaik, anda bisa saja kehilangan momen yang terjadi secara spontan. Apa yang bekerja pada satu foto tidak selalu dapat bekerja pada foto yang lain.

Kuncinya adalah untuk memahami bagaimana segala keputusan yang anda buat mengenai komposisi foto dapat sesuai yang anda inginkan dan bagaimana perspektif orang dalam melihat foto anda. Cara anda memilih focal length, cara anda melakukan framing ataupun memposisikan seseorang dapat membuat segalanya akan berbeda.

Pengetahuan teknis tentu saja bisa menjadi penting dalam dunia fotografi, dan bahkan dalam bebrapa aspek komposisi. Tapi untuk mengambil foto yang luar biasa anda juga memerlukan pengetahuan visual. Berikut adalah 10 hal penting yang bisa sangat berguna untuk anda.

1. Menyederhanakan Scene



Ketika anda melihat sebuah adegan dengan mat telanjang, otak anda akan dengan cepat menangkap subjek yang menarik dan fokus hanya pada adegan menarik tersebut. Namun kamera tidak mampu melakukan itu, kamera akan menangkap segala sesuatu yang ada di depannya tanpa dapat menyeleksi hanya pada adegan yang menarik saja dalam satu frame, yang bisa saja menyebabkan hasil yang berantakan.

Yang perlu anda lakukan adalah memilih subjek, kemudian pilih focal length atau sudut pandang yang dapat membuat subjek tersebut menjadi pusat perhatian dalam frame. Anda tidak selalu dapat menghilangkan objek lain yang kebetulan masuk dalam frame, jadi cobalah untuk selalu dinamis mencari sudut pandang yang pas atau anda dapat memasukkan objek tersebut menjadi bagian dari cerita dalam satu frame.

Siluet, tekstur dan pola, itu adalah berbagai perangkat yang dapat bekerja cukup baik dalam susunan komposisi sederhana.

Why it works..


2. Penuhi frame


Ketika anda memotret sebuah scene dalam sekala besar akan cukup sulit mengetahui akan seberapa besar subjek anda dalam frame, dan seberapa banyak anda memperbesarnya. Bahkan meninggalkan terlalu banyak ruang kosong dalam sebuah frame adalah sebuah kesalahan yang besar. Karena itu dapat membuat subjek anda menjadi lebih kecil dari yang dibutuhkan, dan juga dapat membuat pemirsa bingung mengenai apa yang seharusnya mereka lihat.

Untuk menghindari masalah ini, anda harus memperbesarnya (Zoom In) untuk mengisi frame, atau anda dapat lebih mendekat pada subjek. Melakukan zoom in akan memudahkan anda menyeleksi apa yang akan masuk dan yang dihilangkan dari frame, namun bergerak mendekat juga dapat memberikan efek yang menarik dalam distorsi gambar.

Why it works..


3. Aspect ratio


Sangat mudah untuk terjebak dalam kebiasaan mengambil gambar secara horisontal. Cobalah untuk mengambil gambar secara vertikal, sesuaikan posisi dan pilih zoom yang tepat untuk mendapatkan hasil sesuatu yang baru. Anda tetap dapat memperbaiki foto horisontal atau vertikal dengan melakukan cropping nantinya, seandainya anda menemukan hal yang tidak sesuai. Setelah itu cobalah membayangkan mata anda sebagai sensor kamera yang terbatas agar memudahkan anda supaya sesuai dengan proporsi sensor kamera anda.

Why it works..


4. Hindari meletakkan subjek atau POI (Point of Interest) ditengah frame


Ketika anda baru mulai tertarik mengenai fotografi, anda akan cenderung lebih suka menempatkan subjek atau POI ditengah frame. Namun perlu diketahui bahwa itu akan membuat foto anda terkesan lebih statis dan membosankan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan Rule of Thirds, dimana anda akan memisahkan sabuah frame menjadi tiga bagian, baik secara horisontal maupun vertikal. Setelah itu cobalah untuk menempatkan subjek pada salah satu titik pertemuan garis imajiner tersebut, cara ini akan menghasilkan impact yang luar biasa pada foto anda. Meskipun ada kalanya cara ini lebih baik tidak dilakukan dalam moment tertentu.

Dengan tidak menempatkan subjek di tengah, anda akan dapat merasakan bagaimana menyeimbangkan komposisi dalam frame antara subjek dan objek lain dari scene, termasuk area yang kontras warna dan cahaya. Tidak ada aturan yang pakem mengenai bagaimana cara mencapai keseimbangan visual, dengan semakin sering mencoba secara tidak langsung anda melatih naluri anda bagaimana sesuatu tersebut dapat terlihat benar.

Why it works..


5. Mengarahkan garis


Komposisi yang buruk dapat membuat pemirsa anda tidak yakin tentang dimana poin yang dapat dilihat, dan perhatian mereka mungkin akan melayang tanpa tujuan tanpa menemukan titik fokus yang jelas. Salah satu cara agar hal ini tidak terjadi adalah dengan menggunakan garis untuk mengontrol mata pemirsa agar dapat mengelilingi gambar dengan lebih terfokus.

Menambahkan elemen garis dalam frame dapat membuat gambar anda memiliki perspektif yang kuat dan memberikan kesan tiga dimensi. Garis lengkung dapat mempengaruhi dan menuntun mata pemirsa untuk mengelilingi frame dan membawanya menuju POI.

Why it works..


6. Gunakan diagonal


Garis horisontal memberikan efek stasis guna membuat gambar terasa tenang, sedangkan garis vertikal lebih banyak memberikan efek permanen dan stabil. Untuk memberikan kesan lebih mendramatisir, tidak menentu atau pergerakan, masukkan garis diagonal dalam gambar anda.

Anda tidak perlu banyak bergerak untuk mencari angle yang pas ataupun bermain dengan focal length, dengan menggunakan lensa wide-angle anda akan mendapatkan garis diagonal yang lebih tegas karena perspektif akan semakin meningkat. Lensa ini memungkinkan anda untuk lebih leluasa memiringkan kamera ke atas atau bawah untuk mendapatkan lebih banyak pilihan scene.

Anda juga dapat memasukkan garis diagonal artifisial dengan menggunakan teknik “Dutch Tilt”. Anda hanya perlu memiringkan kamera saat mengambil gambar, meskipun teknik ini tidak dapat sesuai untuk setiap pengambilan gambar dan lebih baik untuk tidak terlalu sering menggunakan teknik ini.

Why it works..


7. Ruang untuk pergerakan



Meskipun fotografi itu statis, namun tetap dapat menyampaikan feel dari pergerakan. Ketika melihat sebuah gambar, kita melihat apa yang terjadi dan cenderung melihat ke depan. Ini yang menimbulkan feel itu sendiri.

Anda tidak hanya akan mendapatkan efek ini dengan subjek yang bergerak, salah satunya. Contohnya, ketika melihat sebuah foto potret anda cenderung akan mengikuti kemana subjek tersebut memandang, itulah yang dimaksudkan dengan ruang pergerakan, anda memerlukan sebuah area untuk melihat lebih dalam. Oleh karena itu harus selalu lebih banyak ruang di depan subjek daripada belakangnya.

Why it works..


8. Background


Perlu diingat, jangan hanya berkosentrasi pada subjek, perhatikan juga background. Ini ada hubungannya antara menyederhanakan adegan dan mengisi frame. Tentu saja anda tidak dapat mengecualikan background secara keseluruhan, tapi anda dapat mengendalikannya.

Oleh karena itu anda harus lebih sering bergerak mengubah posisi untuk memperbaiki angle agar dapat menempatkan subjek dan background secara proporsional. Atau anda juga dapat bermain dengan aperture dan panjang focal length untuk membuat background keluar dari titik fokus (Bokeh).

Itu semua tergantung apakah background adalah bagian dari cerita yang akan anda ceritakan dengan foto tersebut atau tidak. Dalam foto di atas background adalah elemen yang perlu untuk ditekan.

Why it works..


9. Kreatif dengan warna


Warna-warna primer yang terang benar-benar mampu membuat mata tertarik, terutama saat dikontraskan dengan warna komplementer. Tapi masih ada cara lain untuk menciptakan warna kontras- dengan cara memasukkan percikan warna terhadap background monokromatik, misalnya. Anda tidak perlu kontras warna yang kuat untuk membuat gambar tampak mencolok.

Scene yang sebagian besar terdiri dari warna tunggal dapat sangat efektif. Dan palet terbatas dari nuansa yang harmonis, misalnya landscape yang lembut menyala, sering membuat gambar menjadi luar biasa.

Kuncinya adalah anda harus benar-benar selektif menyeleksi apa yang akan anda sertakan dalam frame dengan mengecualikan warna yang tidak diinginkan.

Why it works..


10. Keluar dari aturan


Komposisi dalam fotografi layaknya bahasa visual, anda dapat menggunakannya untuk menyampaikan pesan tertentu. Adakalanya anda membuat tulisan dengan tujuan untuk menciptakan efek yang lebih mendramatisir. Begitupula dengan foto, anda juga dapat menciptakan efek seperti itu.

Sekedar mengingatkan, anda tidak harus terpaku pada setiap rule di atas karena memang tidak ada aturan pakem dalam dunia fotografi, setiap orang berhak untuk mengimprovisasi maupun menentukan sendiri fotografi. Mungkin di suatu tempat entah itu dimana, anda akan mendapatkan foto yang fantastis meskipun tidak mengikuti rule di atas.

Why it works..






Friday, 21 August 2015

9 cara membuat foto Monochrome yang baik menggunakan Lightroom

Lightroom membuat kita dapat dengan sangat mudah mengkonversi foto menjadi monochrome (hitam-putih), namun bukan sesederhana itu untuk mendapatkan foto monochrome yang sempurna. Untuk menghasilkan fotomonochrome yang sempurna tidak hanya tentang hilangnya warna, karena tidak semua foto akan cocok dikonversi menjadi monochrome.

Berikut adalah 9 tips singkat yang dapat anda pertimbangkan untuk membuat foto monochrome dengan Lightroom.

1. Memilih gambar yang sesuai


Anda harus memilih secara hati-hati gambar yang akan dipilih, apakah dapat menjadi seperti yang anda inginkan atau tidak. Pilihlah foto dengan corak yang kuat, tekstur dan kontras, yang tidak menghilangkan pesan dari foto yang ingin anda sampaikan ketika dihilangkan warnanya.

Banyak orang mengatakan, terkadang warna yang terlalu cerah dan khas dapat menjadi terlalu kuat dan mengganggu, jadi sebagian orang menilai lebih baik dihilangkan. Dalam foto potret, terutama tekstur wajah yang kasar cukup ideal untuk foto monochrome. Foto landscape juga bisa bekerja lebih baik dalam monochrome, jika hijau terasa agak hambar, dan apabila terdapat kabut dapat memberi nuansa yang berbeda saat tanpa warna.

2. Membuat tweak penting, lalu dikonversi


Meskipun gambar yang anda pilih akan dikonversi menjadi monochrome, alangkah baiknya anda lakukan suntingan dasar pada gambar asli guna merampingkan proses. Jadi di sini kita menambah eksposure dan juga melakukan crop. Tidak ada gunanya bekerja pada gambar yang tidak akan membuat sentuhan akhir.

Ketika anda siap untuk mengkonversi, ada beberapa cara untuk melakukannya. Pergi ke HSL (Hue Saturation Luminance) panel, geser semua slider ke -100.

3. Percobaan dengan slider warna utama


Selesai dengan itu mungkin membuat anda merasa kurang puas dan bosan dengan foto yang dihasilkan. Jadi sekarang saatnya beralih pada saluran warna utama. Setiap gambar pasti memiliki perbedaan, setelah kita mengurangi warna merah, kuning dan hijau, kita bisa meningkatkan warna oranye untuk mengeluarkan detil pergerakan.

Warna-warna lain tidak perlu terlalu dihiraukan karena tidak menjadi warna utama gambar. Perhatikan juga bahwa memindahkan slider kuning juga mempengaruhi intensitas warna hijau yang ada.

4. Tweak temperatur warna dan kontras


Perlu diperhatikan, cukup penting untuk menyeimbangkan White Balance dan Tint, meskipun anda akan menghilangkan warna dari foto itu sendiri. Menambahkan kurva S lembut pada tone warna akan membuat foto lebih dramatis, tapi jangan terlalu terpaku pada kurva S itu sendiri yang dapat membuat foto anda akan terlihat mentah. Merubah kontras pada panel Basic juga memiliki efek yang sama.

5. Dodge atau Burn


Setelah langkah-langkah di atas telah dilakukan, sekarang saatnya untuk fokus pada area tertentu dari foto. Disini yang perlua anda lakukan adalah untuk mengeluarkan kontras antara pohon-pohon, kabut dan DOF (depth of field). Tarik ke bawah Graduated Filter Tool untuk mengeluarkan background yang berkabut dan kemudian pilih Burn (Darken).

Ini dilakukan untuk membuat pohon-pohon tampak lebih menonjol sementara suasana kabut dapat tetap dipertahankan. Anda dapat memanfaatkan panel Adjusment Brush untuk memilih bagian spesifik pada foto.

6. Mempertajam dan mengurangi Noise


Ingat, semua gambar mentah membutuhkan sedikit penajaman, tergantung pada gambar anda, zoom in to Fill atau 1:1 (100%) sehingga anda dapat memastikan seberapa banyak perubahan yang diperlukan. Noise yang relatif rendah umumnya ada pada setting ISO rendah dan alangkah lebih baik jika kita memilih gambar dengan noise rendah untuk dikonversi menjadi monochrome. Ketajaman biasanya diperoleh dari cahaya yang dihasilkan oleh shutter speed, meningkatkan detil ketajaman memungkinkan kita dapat menambah detil tepi kontras.

7. Distorsi lensa yang benar


Foto pada masa ini memiliki impact lebih, dengan menggunakan Lightroom anda dapat memperbaiki distorsi sesuai dengan apa yang anda harapkan melalui tool Lens Correction. Menu ini memungkinkan anda untuk memperbaiki konversi vertikal, horisontal, aspect, dan lain sebagainya. Bahkan dalam sub-menunya, anda juga dapat mengganti profil lensa sesuai yang anda inginkan.

8. Menambahkan Vignette


Foto monochrome dapat ditingkatkan sisi dramatisnya melalui tool Post-Crop Vignetting, untuk mempergelap sudut-sudut dari foto itu sendiri. Ini akan membantu anda menarik perhatian pemirsa terhadap subjek utama foto anda. Tool ini sangat mudah digunakan dan bisa menghasilkan efek vignet yang halus dan lembut. Highlight Priority tentu akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan tingkat kehalusan yang dihasilkan. Satu catatan, cobalah untuk sebisa mungkin menghindari vignetting putih.

9. Coba Split Toning


Jika anda ingin mendapatkan efek hangat pada foto monochrome anda, cobalah menggunakan tool split toning yang menarik. Pergi ke panel Split Toning, tahan Alt dan tarik slider Highlights Hue untuk melihat perubahan warna yang anda inginkan. Setelah anda menemukan warna yang sesuai, gunakan slider Saturation dan Shadow untuk mengontrol intensitasnya.


Thursday, 30 July 2015

6 Cara mendapatkan Eksposure sempurna untuk Light Trails


Anda tidak perlu terburu-buru mengemas kamera digital anda saat Matahari mulai turun, karena biasanya waktu terbaik menghasilkan foto sempurna adalah beberapa saat menjelang dan sesudah matahari tenggelam. Fotografi malam (Night Photography) adalah salah satu genre yang cukup populer dikalangan fotografer, dan salah satu sub-genre dari Night Photography adalah Light Trails, yaitu menangkap efek jalan cahaya menggunakan teknik long eksposure.

Lalu lintas jalan (Traffic Trails) yang juga termasuk kategori light trails adalah salah satu contoh klasik bagaimana long eksposur dapat menambah antusias terhadap genre fotografi ini. Kuncinya adalah menemukan tempat strategis di mana volume lalu lintas sedang meningkat. Komposisi rendah dan lebar dalam sudut pengambilan bangunan dapat sangat menentukan hasil akhir. Kombinasi antara lampu jalan, lampu bangunan dan utamanya lampu kendaraan yang sedang berjalan akan meningkatkan efek dinamis foto yang dihasilkan, dan tentunya ada tantangan tersendiri dalam setiap jepretan.

Ketika memotret pada saat senja atau malam, menggunakan metering akan sangat efektif, jadi gunakanlah mode manual dalam pengaturan kamera anda. Pilihlah ISO terendah yang dimiliki kamera anda, dan lakukanlah banyak tes jepretan untuk mendapatkan setting kamera yang sesuai. Mulailah dengan shutter speed sepuluh detik dan gunakan setting aperture auto. Periksa LCD anda untuk menentukan komposisi, dan yang paling penting perhatikan Histogram.
Kemungkinan terjadinya over-exposure pada lampu kendaraan dan lampu akan sangat mungkin terjadi, namun pemandangan secara umum tidak. Untuk itu, periksalah histogram secara keseluruhan dari rentang kanan hingga kiri untuk mendapatkan petunjuk bagian mana yang berpotensi over-eksposure.

Cara mendapatkan sempurna eksposur untuk Light Trails


Langkah 1: Gunakanlah Manual Mode


Manual mode memungkinkan anda untuk dapat mengatur shutter speed sekitar 10 hingga 30 detik dan mengontrol eksposure secara keseluruhan dengan mengubah aperture.

Langkah 2: Gunakanlah ISO terendah dalam settingan kamera anda


Dengan menggunakan ISO rendah, ini akan memungkinkan anda mendapatkan low shutter speed yang sesuai. Ini mungkin akan terlihat gelap, namun anda akan mendapatkan cahaya yang cukup.

Langkah 3: Gunakanlah format RAW


Mengambil gambar dalam format RAW memungkinkan anda untuk lebih leluasa menyempurnakan eksposure dan white-balance dalam proses editing dan mendapatkan gambar yang berkualitas.

Langkah 4: Gunakan Noise Reduction


Beralih ke fungsi Noise Reduction (dapat ditemukan dalam menu pada beberapa kamera DSLR), untuk mendapatkan gambar yang lebih halus dan mengurangi noise.

Langkah 5: Meminimalkan guncangan


Aktifkan fungsi mirror lock-up kamera Anda untuk mengurangi getaran yang disebabkan oleh gerakan cermin sebelum paparan.

Langkah 6: Gunakanlah Remote Shutter



Menggunakan self-timer pada kamera anda akan menjadi kurang efektif saat mengukur lalu lintas yang sedang bergerak. Dengan menggunakan remote shutter akan jauh lebih efektif untuk hasil yang lebih baik dan juga untuk memastikan jumlah ketajaman.






 
Visit Siluet Senja at Ping.sg http://submiturlfree.net/